SELAMAT DATANG DI BLOG MAS JUWAINI http://masjuwaini1.blogspot.com

Minggu, 03 November 2013

PROPOSAL SKRIPSI


PENERAPAN METODE INQUIRI  BERORIENTASI DISKOVERI
PADA MATERI PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR
SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAWAHAN
TAHUN AJARAN 2012/2013

Proposal Skripsi

Untuk persyaratan penelitian dan penulisan skripsi sebagai akhir studi S1 Program Studi Pendidikan Matematika




 

 

 
 

Diajukan oleh :

J U W A I N I
NIM : 201010300570
SEMESTER : VII-A




SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PGRI NGANJUK
                                                     STKIP PGRI NGANJUK

2013
HALAMAN PENGESAHAN

Proposal Skripsi yang di buwat oleh :
Nama  :    J U W A I N I
NIM    :    2010 1030 0570
Prodi   :    Pendidikan Matematika VII-A

Dengan judul skripsi   : "PENERAPAN METODE INQUIRI BERORIENTASI DISKOVERI PADA MATERI PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR  SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SAWAHAN TAHUN AJARAN 2012/2013."

Telah memenuhi syarat dan disetujui :



Nganjuk, tanggal : ………………………….



Disetujui oleh ;
Pembimbing 1




Dra. YATINI, M.Si
NIDN. 0723096502
Pembimbing 2




_____________________
NIDN.                          .



KATA PENGANTAR
            Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, bahwa dengan rahmat yang dilimpahkanNya, peneliti dapat menyelesaikan penyusunan Proposal skripsi yang berjudul "Penerapan Metode Inquiri  Berorientasi Diskoveri Pada Materi Persegi Panjang Dan Persegi Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Prestasi Belajar  Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Sawahan Tahun Ajaran 2012/2013".
Peneliti menyadari bahwa tanpa bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak maka peneliti tidak dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terima kasih pada :
1.      Ketua  STKIP PGRI Nganjuk.
2.      Dosen Pembimbing mata kuliah Seminar Matematiaka Dra. Yatini, M.Si
3.      Orang tua saya yang selalu memberikan kasih sayang, motivasi dan segenap do'a.
4.      Seluruh Bapak / Ibu Dosen, seluruh staf dan karyawan STKIP PGRI Nganjuk yang selalu memberi semangat kepada saya.
5.      Teman-teman Prodi Matematika Semester VII A dan semua pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa Proposal Ini ini masih jauh dari kesempurnaan, karena kesempurnaan adalah milik manusia. Oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak senantiasa peneliti harapkan demi kesempurnaan ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan khususnya pendidikan matematika.
Karena penulis menyadari, dimungkinkan ada kesalahan materi maupun tulisan yang sengaja atau tidak sengaja, semoga Allah selalu melindungi dan membimbing kita semua.

                                               

                                                                                          Nganjuk, 05 Oktober 2013


                                                                                           Penulis


DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ……………………………………………………….       i
HALAMAN PENGESAHAN   ……………………………………………       ii
KATA PENGANTAR   ……………………………………………………      iii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….      iv
BAB I      : PENDAHULUAN                                                                    
A.    LATAR BELAKANG MASALAH.....................................        1
B.     RUMUSAN MASALAH......................................................        3
C.     TUJUAN PENELITIAN.......................................................        3
D.    MANFAAT PENELITIAN...................................................        3
E.     DEFINISI, ASUMSI DAN KETERBATASAN..................       4


BAB II    : KAJIAN TEORI
A.    DESKRIPSI TEORI..............................................................        5
B.     HASIL BELAJAR MATEMATIKA....................................       13
C.     KERANGKA BERFIKIR ....................................................       16
D.    HIPOTESIS PENELITIAN..................................................       17

BAB III    :  METODE PENELITIAN                                                              
A.    RANCANGAN PENELITIAN............................................       18
B.     POPULASI DAN SAMPEL.................................................       19
C.     VARIABEL PENELITIAN..................................................       19
D.    SUMBER DATA...................................................................       19
E.     METODE PENGUMPULAN DATA...................................       19
F.      ANALISA DATA.................................................................       20

JADWAL PENELITIAN  ............................................................................       21
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................       22
LAMPIRAN               23





BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan memegang peranan penting dalam upaya meningkatkan SDM yang berkualitas, karena pendidikan dapat mengembangkan kemampuan, meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia serta mewujudkan manusia yang terampil, potensial dan berkualitas dalam melaksanakan pembangunan demi terwujudnya tujuan pembangunan nasional.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal perlu melakukan pembenahan terhadap aspek-aspek yang mempengaruhi peningkatan mutu pendidIkan meliputi kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa, dan metode belajar mengajar.
Aspek-aspek  yang  paling  dominan  adalah  guru dan  siswa. Oleh karena itu, guru sebagai sentral pengajaran harus mampu memahami hal-hal yang berhubungan dengan proses belajar mengajar baik dalam teknik pembelajaran, pemilihan metode mengajar yang tepat, strategi belajar mengajar maupun manajemen kelas yang baik.
Hal ini dipandang perlu dipahami oleh guru, karena guru memegang peranan yang sangat penting dalam mengaktifkan dan mengefisienkan proses belajar di sekolah yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa
Rendahnya aktivitas dan prestasi belajar siswa disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
1.      Kurangnya interaksi antara guru dan siswa. Hal ini dapat dilihat dari jarangnya siswa mengajukan pertanyaan selama proses belajar mengajar berlangsung. Guru pun jarang mengajukan pertanyaan yang dapat memacu siswa untuk mengeluarkan pendapatnya.
2.      Kurangnya interaksi antara siswa dengan siswa, karena guru lebih banyak memberi tugas secara individu, sehingga siswa berusaha memecahkan masalah seorang diri.
3.      Partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran masih kurang, karena proses pembelajaran didominasi oleh guru dan siswa merasa pelajaran matematika adalah pelajaran yang sulit. Sehingga minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika pun menjadi kurang.
4.      Metode yang digunakan oleh guru hanya metode ceramah dan pemberian tugas, sehingga siswa menjadi pasif karena mereka hanya menunggu keterangan atau penjelasan yang disampaikan guru.

Dari keempat faktor tersebut, apabila dianalisis secara mendalam faktor keempat merupakan akar permasalahan dari rendahnya prestasi belajar. Metode pembelajaran yang selama ini digunakan merupakan metode pembelajaran yang berpusat pada guru, sedangkan siswa hanya sebagai penerima informasi. Hal itu menyebabkan siswa menjadi pasif dan partisipasi mereka dalam kegiatan belajar mengajar sangat kurang. Interaksi antara guru dan siswa serta antara siswa dengan siswa pun tidak terlihat.
Suatu metode yang akan menghidupkan interaksi antara siswa dan guru, siswa dengan siswa, serta keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar sehingga dapat diperkirakan bahwa minat siswa dalam belajar matematika meningkat dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pembelajaran dengan metode inquiri berorientasi diskoveri selalu mengusahakan agar siswa terlibat dalam masalah-masalah yang dibahas. Siswa diprogramkan agar selalu aktif, secara mental maupun fisik. Materi yang disajikan guru, tidak diberitahukan begitu saja dan diterima oleh siswa, namun siswa diusahakan sedemikian rupa hingga mereka memperoleh berbagai pengalaman dalam rangka ”menemukan sendiri” konsep-konsep yang direncanakan oleh guru.
Penerapan metode pembelajaran ini difokuskan pada materi persegi panjang dan persegi karena materi ini dianggap sesuai dengan inti dari metode inquiri berorientasi diskoveri yang menekankan pada penyelidikan yang berorientasi pada penemuan. Pada materi ini, siswa dapat menyelidiki kemudian menemukan sifat-sifat persegi panjang dan persegi serta menarik kesimpulan mengenai pengertian persegi panjang dan persegi itu sendiri. Siswa juga dapat melakukan penemuan berdasarkan penyelidikan tentang keliling dan luas daerah persegi panjang dan persegi.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti mencoba menerapkan metode pembelajaran inquiri berorientasi diskoveri pada materi persegi panjang dan persegi untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sawahan tahun ajaran 2012/2013.



B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah penerapan metode pembelajaran inquiri berorientasi diskoveri pada materi persegi panjang dan persegi dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sawahan tahun ajaran 2012/2013?”

C.    TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dari penelitian tindakan kelas ini adalah untuk:
1.      Meningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran materi persegi panjang dan persegi melalui metode inquiri berorientasi diskoveri.
2.      Meningkatan prestasi belajar   siswa pada materi persegi panjang dan persegi dengan menggunakan metode inquiri yang berorientasi pada diskoveri.
3.      Meningkatan kinerja guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran inquiri berorientasi diskoveri

D.    MANFAAT PENELITIAN
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis. Adapaun manfaat-manfaat tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Manfaat Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
a.       Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika.
b.      Sebagai pijakan untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang menggunakan metode pembelajaran inquri berorientasi diskoveri.
c.       Bagi siswa agar dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.
2.       Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :
a.       Bagi penulis, dapat memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran matematika melalui metode pembelajaran inquri berorientasi diskoveri.
b.      Bagi guru, dapat digunakan sebagai bahan masukan khususnya bagi guru kelas VII tentang suatu alternatif pembelajaran matematika dalam student centered untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar matematika siswa dengan metode pembelajaran inquri berorientasi diskoveri.
c.       Bagi siswa terutama sebagai subyek penelitian, diharapkan dapat memperoleh pengalaman langsung mengenai adanya kebebasan dalam belajar matematika secara aktif dan kreatif melalui kegiatan penyelidikan sesuai perkembangan berfikirnya.

E.      DEFINISI, ASUMSI DAN KETERBATASAN
1.   DEFINISI
a.       Pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, kompetensi, minat bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dan siswa serta antar siswa.
b.      metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan seorang guru dalam proses belajar mengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
c.       Metode inquiri berorientasi diskoveri merupakan metode inquiri yang menuju pada diskoveri (penemuan). Melalui ”penyelidikan”, siswa berhasil memperoleh suatu ”penemuan.
d.      aktivitas belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan untuk mencapai pengetahuan, keterampilan, nilai dan si­kap
e.       Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.
f.       Persegi panjang adalah suatu segi empat dengan sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar serta besar keempat sudutnya sama dan siku-siku (90)
g.      Persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang.

2.   ASUMSI
Asumsi merupakan titik tolak pemikiran didalam penelitian yang kebenarannya diyakini peneliti. Peneliti berasumsi bahwa “Ada pengaruh penerapan metode pembelajaran inquiri berorientasi diskoveri pada materi persegi panjang dan persegi dalam meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sawahan tahun ajaran 2012/2013”

3.   KETERBATASAN
Dalam melakukan penelitian pembatasan masalah sangat diperlukan.Hal ini bertujuan agar masalah tidak menyimpang dan meluas dari sasaran yang telah ditentukan.
Batasan-batasan dalam penelitian ini antara lain:
a.           Obyek penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sawahan tahun pelajaran 2012/2013.
b.          Materi yang diteliti adalah materi persegi dan persegi panjang.
c.           Penelitian ini hanya membahas tentang metode pembelajaran inquiri berorientasi diskoveri dan hasil belajar matematika siswa.
d.          Penelitian ini mengarah pada pengaruh metode pembelajaran inquiri berorientasi diskoveri terhadap peningkatan hasil belajar matematika siswa.


BAB II
KAJIAN TEORI
A.    DESKRIPSI TEORI
1.      Pembelajaran
            Hamalik (2003:16) menyatakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang berkat pengalaman dan pelatihan. Sedangkan Gagne dalam Hidayat (1990:2) menyatakan, belajar adalah suatu proses yang terjadi secara bertahap (episode). Episode tersebut terdiri dari informasi, transformasi, dan evaluasi. Informasi menyangkut materi yang akan diajarkan, transformasi berkenaan dengan proses memindahkan materi, dan evaluasi merupakan kegiatan yang dilakukan untuk melihat sejauh mana keberhasilan proses yang telah dilakukan oleh pembelajar dan pengajar.
Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kegiatan belajar mengajar (KBM) merupakan proses aktif bagi siswa dan guru untuk mengembangkan potensi siswa sehingga mereka akan “tahu” terhadap pengetahuan dan pada akhirnya “mampu” untuk melakukan sesuatu. Prinsip dasar KBM adalah memberdayakan semua potensi yang dimiliki siswa sehingga mereka akan mampu meningkatkan pemahamannya terhadap fakta/konsep/prinsip dalam kajian ilmu yang dipelajarinya yang akan terlihat dalam kemampuannya untuk berpikir logis, kritis, dan kreatif (Depdiknas, 2005:12).
Berdasarkan pengertian belajar dan kegiatan belajar mengajar maka terdapat istilah yang relevan sesuai dengan perkembangan pendidikan sekarang yaitu pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (Wikipedia, 2007:12). Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Mulyasa (2004:16) mengutarakan bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perilaku ke arah yang lebih baik. Sedangkan menurut Brunner dalam Depdiknas (2005:9) pembelajaran adalah siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah dan guru berfungsi sebagai motivator bagi siswa dalam mendapatkan pengalaman yang memungkinkan mereka menemukan dan memecahkan masalah.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara siswa dan guru, dimana siswa tidak hanya sebagai penerima informasi tetapi ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar sehingga terjadi perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik.

2.      Metode Pembelajaran
            Suryosubroto (2002:149) mengatakan metode adalah cara, yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam metode pembelajaran, tujuan yang dimaksudkan adalah tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Metode pembelajaran merupakan salah satu cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode pembelajaran sangat penting sebagai alat dalam menciptakan proses belajar mengajar.
            Menurut Hasibuan (2004:71) metode pembelajaran adalah alat yang dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan suatu strategi belajar mengajar, dimana strategi belajar mengajar merupakan pola umum perbuatan guru-murid di dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar. Sejalan dengan pendapat tersebut, Surakhmad dalam Suryosubroto (2002:148) menegaskan bahwa metode pembelajaran adalah cara-cara pelaksanaan daripada proses pembelajaran, atau soal bagaimana teknisnya sesuatu bahan pelajaran diberikan kepada murid-murid di sekolah.
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan seorang guru dalam proses belajar mengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

3.       Inquiri Berorientasi Diskoveri
a.       Pengertian
      Inquiri berasal dari bahasa Inggris “inquiry”, yang secara harfiah berarti penyelidikan, sedangkan ”discovery” berarti penemuan. Istilah inquiri (penyelidikan) sering dipertukarkan dengan diskoveri (penemuan), namun sebenarnya terdapat perbedaan antara proses yang terjadi pada inquiri dan diskoveri itu sendiri.
Amin dalam Ahmadi (1997:76) mengutarakan bahwa pengajaran discovery harus meliputi pengalaman-pengalaman belajar untuk menjamin siswa dapat mengembangkan proses-proses discovery. Dengan demikian, pada pengajaran diskoveri ini, kegiatan belajar mengajar harus dirancang sedemikian rupa sehingga siswa dapat menemukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip melalui mentalnya dengan mengamati, mengukur, menduga, menggolongkan, mengambil kesimpulan, dan sebagainya. Pada inquiri, proses-proses yang terjadi lebih luas dan lebih tinggi tingkatannya daripada diskoveri. Proses-proses mental yang terjadi dalam inquiri antara lain, merumuskan masalah, membuat hipotesis, merancang eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganilis data, serta menarik kesimpulan.
Hamalik (2003:63) menyatakan bahwa pengajaran berdasarkan inquiri (inquiry-based teaching) adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa (student-centered strategy) dimana kelompok-kelompok siswa dibawa ke dalam suatu persoalan atau mencari jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan di dalam suatu prosedur dan struktur kelompok yang digariskan secara jelas.
Sedangkan menurut Hamalik (2003:134), diskoveri adalah suatu strategi dimana guru mengizinkan agar siswa melakukan penemuan sendiri informasi dalam suasana tradisional padahal analisis yang sederhana itu hanyalah merupakan praktek suatu strategi yang legih kompleks. Penemuan (discovery) merupakan metode yang lebih menekankan pada pengalaman langsung. Pembelajaran dengan metode penemuan lebih mengutamakan proses daripada hasil belajar (Mulyasa, 2005:110).
Berdasarkan beberapa rumusan, Hamalik (2003:63) mendefinisikan metode pembelajaran inquiri berorintasi diskoveri sebagai situasi-situasi akademik dimana kelompok-kelompok kecil siswa (yang terdiri atas empat sampai 6 orang anggota) mencari jawaban-jawaban terhadap topik-topik inquiri yang ditemukan. Para siswa didorong untuk mencari pengetahuan sendiri, bukan dijejali dengan pengetahuan.
Metode inquiri berorientasi diskoveri merupakan metode inquiri yang menuju pada diskoveri (penemuan). Melalui ”penyelidikan”, siswa berhasil memperoleh suatu ”penemuan” (Azhar, 1993:98). Pada proses pembelajarannya siswa dituntun untuk melakukan ”penyelidikan” hingga akhirnya mendapatkan suatu ”penemuan”. Dalam situasi ini para siswa melakukan berbagai langkah inquiri untuk menemukan konsep-konsep yang dapat diketahui atau diperoleh.
Inquri yang berorientasi pada diskoveri (discovery-oriented inquiry) memberikan peran luas kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajarnya. Mulai dari obsevasi untuk menemukan dan merumuskan masalah sampai pada kesimpulan dan tindak lanjut pengembangan masalah dilakukan oleh siswa (Hasnunidah, 2007:116). Pada proses inquiri ini guru dituntut untuk berperan sebagai fasilitator, narasumber, dan konselor kelompok. Guru menyajikan beberapa pengetahuan sekaligus mendorong siswa untuk mencari pengetahuan sendiri (Hamalik, 2004:64).
Agar pelaksanaan proses inquiri berorientasi diskoveri berlangsung secara efektif mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan sebelumnya, guru harus memperhatikan hal-hal berikut:
1)      Siswa diarahkan ke pokok permasalahan yang akan dicari jawabannya atau ditemukan jalan keluarnya. Untuk itu maka guru harus menjelaskan tujuan serta permasalahannya sampai siswa benar-benar memahaminya.
2)      Guru hendaknya memberi keleluasaan kepada siswa untuk berdiskusi, bertanya, atau mengemukakan kemungkinan pilihan jawaban. Peranan guru di sini adalah membatasi agar siswa jangan sampai keluar dari pokok permasalahan.
3)      Guru diharapkan mampu memberikan pertanyaan pancingan bilamana siswa dinilai kurang mampu menganalisis masalah.
4)      Guru tidak memberikan jawaban langsung terhadap permasalahan yang dihadapi (Azhar, 1993:99).

b.      Tujuan dan manfaaat
Adapun tujuan dan manfaat dari pelaksanaan metode inquiri berorientasi diskoveri menurut Azhar (1993:99) adalah sebagai berikut:
1)      Mengembangkan sikap, ketrampilan, kepercayaan siswa dalam memutuskan sesuatu secara tepat dan obyektif.
2)      Mengembangkan kemampuan berfikir agar lebih tanggap, cermat dan melatih daya nalar (kritis, analitis dan logis).
3)      Membina dan mengembangkan sikap ingin lebih tahu.
4)      Mengungkapkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

c.       Struktur kelompok
Pelaksanaan metode inquiri berorientasi diskoveri ini di dalam suatu kelas dilaksanakan oleh kelompok-kelompok yang terdiri dari enam kelompok, masing-masing terdiri dari enam orang siswa, dan tiap anggota melakukan peran tertentu yaitu:
1)      Pemimpin kelompok bertanggung jawab memulai diskusi, menyiapkan kelompok untuk mengerjakan tugas dan melengkapi tugas-tugas, menyampaikan kepada kelas atau kepada kelompok lainnya.
2)      Pencatat (recorder); membuat dan memelihara catatan, serta membuat daftar centang (check list) dan daftar hadir para anggota kelompok.
3)      Pemantau diskusi (discusion monitor); berupaya memastikan bahwa diskusi berlangsung lancar dan semua pendapat disampaikan dan dibahas dalam diskusi.
4)      Pendorong (prompter); memelihara mental berdiskusi para anggota dengan teknik menggunakan daftar centang partisipasi terhadap semua anggota agar memberikan kontribusi dan mencoba menggambarkan penjelasan yang lebih rinci dari para anggota kelompok.
5)      Pembuat rangkuman (summarizer); selama berlangsungnya diskusi dan pada waktu menarik kesimpulan pada setiap pertemuan inquiri, perangkum merangkum butir-butir pokok yang muncul dan merangkum tugas-tugas spesifik baik yang lengkap maupun yang belum lengkap
6)      Pengacara (advocate); bertugas melakukan dan memberikan pendapat bandingan terhadap argumen yang disampaikan dalam diskusi terhadap pendapat yang diajukan oleh kelompoknya (Hamalik, 2003:221-222).

d.      Langkah-langkah pembelajaran
      Langkah-langkah inti dalam metode inquiri berorientasi diskoveri yang dikemukakan Hamalik (2003:221) adalah sebagai berikut:
1)      Mengidentifikasi dan merumuskan situasi yang menjadi fokus inquiri secara jelas.
2)      Mengajukan suatu pertanyaan tentang fakta.
3)      Memformulasikan hipotesis atau beberapa hipotesis untuk menjawab pertanyaan pada langkah 2.
4)      Mengumpulkan informasi yang relevan dengan hipotesis dan menguji setiap hipotesis dengan data yang terkumpul.
5)      Merumuskan jawaban atas pertanyaan sesungguhnya dan menyatakan jawaban sebagai proposisi tentang fakta.  

Adapun langkah-langkah pembelajaran atas dasar metode ini sebagaimana yang diungkapkan Azhar (1993:101) adalah sebagai berikut:
1)      Persiapan
a)      Guru merumuskan masalah sebagai topic
b)      Merumuskan tujuan pembelajaran
c)      Menjelaskan jalannya inquiri dan penemuan
2)      Pelaksanaan
a)      Guru mengemukakan masalah tertentu,
b)      Siswa diberi kesempatan bertanya seluas mungkin tentang masalah yang menjadi topik, sampai merasa cukup untuk mengambil kesimpulan.
c)      Siswa menemukan kesimpulan atau pendapat sementara (hipotesis) beserta alasan-alasannya
3)      Penyelesaian: (sebagai akhir KBM)
a)      Guru bersama siswa menguji atau membahas pendapat sementara yang dikemukakan siswa atas dasar bukti (data) yang ada.
b)      Pengambilan kesimpulan dilakukan oleh siswa dibantu guru.

e.       Kelebihan dan kekurangan
      Setiap metode pembelajaran tentunya memiliki kelebihan dan kekurangan. Seperti halnya metode inquiri berorientasi diskoveri ini. Adapun kelebihan dan kekurangan metode inquiri berorientasi diskoveri menurut Roestiyah (2001:76-77) dan Suryosubroto (2002:201) adalah sebagai berikut:
Kelebihan:
1)      Membantu dalam menggunakan ingatan dan perpindahan pada situasi proses belajar yang baru.
2)      Mendorong siswa untuk berpikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
3)      Situasi proses belajar menjadi lebih merangsang.
4)      Dapat mengembangkan bakat atau kecakapan individu.
5)      Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri.
6)      Dapat menghindari siswa dari cara-cara belajar yang tradisional.
7)      Dapat memberikan waktu pada siswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi.

Kekurangan:
1)      Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini.
2)      Metode ini kurang efektif untuk mengajar kelas besar.
3)      Kurang cocok untuk anak yang usianya terlalu muda, misalnya SD.

4.      Aktivitas Belajar
            Proses belajar yang sedang berlangsung di kelas melibatkan siswa dan menuntut siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Para siswa dituntut untuk mendengar, memperhatikan, dan mencerna pelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain itu siswa juga harus aktif bertanya kepada guru tentang hal-hal yang belum jelas. Siswa harus lebih kritis, kreatif lebih perhatian dalam menerima pelajaran atau materi yang disampaikan oleh guru. Begitu juga sebaliknya guru juga harus memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa dan juga harus dapat menciptakan suasana belajar dalam kelas yang menimbulkan aktivitas siswa sehingga akan tercipta proses belajar mengajar yang baik dan akan menyebabkan interaksi di dalam kelas yang dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi didiknya.
Menurut Hamalik (2002:34) aktivitas belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang dilakukan untuk mencapai pengetahuan, keterampilan, nilai dan si­kap. Hal ini sejalan dengan fungsi dan tugas guru sebagai fasilitator dan mediator dalam pembelajaran. Guru hendaknya mampu menciptakan pembelajaran yang dapat mengikut sertakan siswa secara aktif baik fisik maupun mental sebagai individu ataupun sebagai kelompok.
            Sudjana (1989:72) mengatakan bahwa makin tinggi aktivitas be­lajar siswa maka semakin tinggi peluang berhasilnya pembelajaran dan penilaian. Untuk itu, guru dituntut harus mampu meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar yang terjadi.
Dengan demikian, aktivitas merupakan hal yang sangat penting dalam peningkatan prestasi belajar siswa, karena di dalam proses kegiatan belajar mengajar tanpa adanya suatu keaktifan siswa, maka belajar tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Siswa yang aktif dalam belajar akan mendapatkan prestasi yang baik dibandingkan siswa yang kurang aktif di dalam belajar.
           
B.      HASIL BELAJAR MATEMATIKA
 Menurut Abdurrahman (2003 : 37 ) mengemukakan bahwa ” hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar ”. Hasil belajar matematika adalah suatu penilaian dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang, serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selamanya. Hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik khususnya kemampuan siswa dalam mengerjakan latihan mandiri dalam pembelajaran matematika
Menurut Djamarah (1994:19), prestasi belajar adalah hasil dari sesuatu kegiatan yang telah dikerjakan, baik secara individual maupun kelompok. Sementara menurut Slameto (2003:2), prestasi belajar merupakan suatu perubahan yang dicapai seseorang setelah mengikuti proses belajar. Perubahan itu meliputi perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap, keterampilan dan pengetahuan. Sejalan dengan hal tersebut, Hamalik ((2003:30) mengungkapkan bahwa hasil belajar akan tampak pada perubahan dalam aspek-aspek tingkah laku manusia. Aspek-aspek tersebut antara lain: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi, emosional, hubungan social, jasmani, etis atau budi pekerti, dan sikap.
            Sutratinah dalam Depdiknas (2005:6), mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran serta penilaian usaha belajar. Hasil evaluasi dari pembelajaran dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti terjadi pe­ruba­han pengetahuan, pemahaman, tingkah laku, keterampilan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek yang ada pada diri siswa yang mengikuti proses pembe­lajaran dan evaluasi.
      Mukhtar (2003:54) mengatakan bahwa hasil belajar tidak dapat dipisahkan dari apa yang terjadi dalam aktivitas dan pembelajaran baik di kelas, sekolah maupun di luar sekolah. Apa yang dialami siswa dalam proses pengem­bangan kemampuannya merupakan apa yang diperolehnya dari belajar. Untuk memperoleh pengetahuan, siswa harus ‘aktif’ atau ‘belajar secara aktif’. Oleh karena itu, didalam kelas yang ideal, siswa harus melakukan penyelidikan ‘me­mecahkan’ masalah, mengeksplorasi gagasan-gagasan dengan menggunakan benda-benda konkret atau media pembelajaran, mengerjakan hal-hal tersebut se­cara mandiri dan secara berkelompok, atau bekerjasama dalam kelompok kecil, mengungkapkan gagasan-gagasan baik secara lisan maupun tulisan.
      Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil pengukuran serta penilaian dari aktivitas belajar setiap individu yang mengakibatkan perubahan tingkah laku. Sedangkan prestasi belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil-hasil belajar siswa yang diambil selama melakukan proses pembelajaran dan evaluasi.
      Hasil belajar dalam penelitian ini diambil dari tes pada materi pelajaran, yaitu persegi panjang dan persegi


MATERI PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI
Ringkasan materi berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) adalah sebagai berikut: (Cunayah, 2005:272-285)
PERSEGI PANJANG
Pengertian persegi panjang
Persegi panjang adalah suatu segi empat dengan sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar serta besar keempat sudutnya sama dan siku-siku (90)
Sifat-sifat persegi panjang:
1)      Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
2)      Keempat sudutnya sama besar dan siku-siku ().
3)      Panjang diagonal-diagonalnya sama dan saling membagi dua sama panjang.




PERSEGI
Pengertian persegi:
Persegi adalah persegi panjang yang keempat sisinya sama panjang.
Sifat-sifat persegi:
1)      Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar.
2)      Keempat sudutnya siku-siku.
3)      Panjang diagonal-diagonalnya sama dan membagi dua sama panjang.
4)      Panjang keempat sisinya sama.
5)      Setiap sudutnya dibagi dua sama besar oleh diagonal-diagonalnya.
6)      Diagonal-diagonalnya berpotongan saling tegak lurus.




KELILING DAN LUAS DAERAH PERSEGI PANJANG DAN PERSEGI
            Keliling persegi panjang adalah jumlah panjang semua sisi yang membatasi suatu bangun persegi panjang.
Kelililng persegi panjang dapat ditulis:
K         = p + l + p + l
= (p + p) + (l + l)
= 2p + 2l
K         = 2 (p + l)
dengan:           p = panjang persegi panjang
l = lebar persegi panjang
Luas suatu bangun atau objek dapat didefinisikan sebagai jumlah bahan (satu satuan luas) yang dapat menutupi bangun atau objek tersebut (Kendall, 2008:307).

Rumus luas daerah persegi panjang adalah:
L = p x l
dengan:           p = panjang persegi panjang
l  = lebar persegi panjang



Keliling persegi adalah jumlah semua sisi yang membatasi suatu bangun persegi.
Keliling persegi dapat ditulis:
K         = s + s + s + s
= 4s
dengan: s = panjang sisi persegi

Rumus luas daerah persegi adalah:
L = s x s
    =
dengan: s = panjang sisi persegi

C.     KERANGKA BERFIKIR
      Peranan guru dalam proses belajar mengajar sangatlah penting, sebab guru adalah perancang, pengelola sekaligus penilai proses belajar mengajar itu sendiri. Peran guru sebagai perancang proses belajar mengajar dituangkan dalam perangkat pembelajaran, mulai dari program tahunan yang dirancang untuk satu tahun pembelajaran hingga rencana pelaksaan pembelajaran yang disusun untuk tiap pertemuan. Pengelolaan kegiatan belajar mengajar dilakukan guru dengan berbagai strategi belajar mengajar dan pengelolaan kelas. Sedangkan sebagai penilai mencakup penilaian terhadap hasil belajar siswa, menilai kemampuan guru sendiri serta menilai keberhasilan program instruksional secara menyeluruh.
      Kompleksnya peranan guru dalam proses belajar mengajar salah satunya ditentukan oleh peran metode pembelajaran. Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya, salah satu peran guru adalah sebagai pengelola. Pengelolaan proses belajar mengajar menempatkan metode pembelajaran sebagai salah satu faktor penting keberhasilan guru.
      Metode yang selama ini banyak digunakan oleh guru khususnya guru matematika kelas VII di SMP Negeri 1 Sawahan adalah metode ceramah, sebuah metode yang berpusat pada guru. Metode ini tentunya memiliki kelebihan-kelebihan seperti dari segi efisiensi waktu. Namun metode ini membuat siswa menjadi pasif, karena siswa hanya menerima dan bersifat menunggu. Sedangkan penggunaan asas aktivitas besar nilainya bagi pengajaran para siswa.
Menyadari pentingnya keaktifan siswa dan metode dalam proses belajar mengajar, maka diperlukan suatu metode yang mengaktifkan siswa baik dari segi fisik maupun mental agar pengetahuan tersebut dapat lebih tertanam pada diri siswa dan mengakibatkan peningkatan prestasi yang dicapai. Untuk itu, penggunaan metode inquiri berorientasi diskoveri yang berpusat pada siswa perlu dipraktekkan dalam kegiatan belajar mengajar.
      Penggunaan metode inquiri berorientasi diskoveri menuntut siswa terlibat aktif dalam menemukan suatu konsep. Metode ini mengembangkan ketrampilan berfikir kritis dan deduktif melalui pengalaman-pengalaman kelompok dimana siswa berkomunikasi, berbagi tanggung jawab, dan bersama-sama mencari pengetahuan. Dalam metode ini, guru ditempatkan sebagai fasilitator bukan sumber informasi utama.
      Melalui metode ini, siswa diarahkan untuk menemukan suatu pengetahuan bukan dijejali dengan pengetahuan. Dengan penyelidikan dan penemuan sendiri, siswa diharapkan lebih mengingat dan memahami materi yang diajarkan, khususnya pada materi persegi panjang dan persegi. Sehingga prestasi siswa dapat ditingkatkan.
      Dengan demikian penerapan metode pembelajaran inquiri berorientasi diskoveri diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa khususnya dalam materi persegi panjang dan persegi

D.    HIPOTESIS PENELITIAN
      Berdasarkan deskripsi teori dan kerangka berpikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah “Penerapan metode pembelajaran inquiri berorientasi diskoveri pada materi persegi panjang dan persegi dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa kelas VII SMP Negeri 1 Sawahan tahun ajaran 2012/2013”.

BAB III
METODE PENELITIAN
A.    RANCANGAN PENELITIAN
Maksud dan tujuan dari rancangan penelitian adalah untuk menjawab berbagai kendala dan hambatan yang mungkin dijumpai dalam penelitian.
Pada penelitian ini menggunakan penelitian korensional dengan pola sebagai berikut:
X                              Y
Keterangan:
X adalah perlakuan (treatment) yaitu  Inquiri Berorientasi Diskoveri
Y adalah hasil belajar dari metode pembelajaran  Inquiri Berorientasi Diskoveri

Sedangkan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian ini adalah:
1.    Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini meliputi :
a.       Membuatskenariopembelajaran
b.      Membuat Angket untuk mengumpulkan data tentang minat belajar siswa dan metode pembelajaran Inquiri Berorientasi Diskoveri
c.       Membuat alat evaluasi untuk mengetahui hasil belajar matematika pada materi persegi panjang dan persegi
2.    Pelaksanaan penelitian
Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah melaksanakan skenario yang telah dibuat, yaitu melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode Inquiri Berorientasi Diskoveri
3.    Evaluasi  
kegiatan padatahap ini adalah melakukan evaluasi untuk melihat keberhasilan pelaksanaan penelitian
4.    Pengolahan data penelitian
Setelah diperoleh seluruh data yang diperlukan kemudian peneliti menganalisis data setelah itu pembuatan laporan.



B.     POPULASI  DAN SAMPEL
1.      Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini populasinya adalah kelas VII UPTD SMP NEGERI 1 Sawahan TahunPelajaran 2012/2013.
2.      Sampel
Sampel adalah sebagian populasi yang mewakili individu dalam penelitian, jelasnya jumlah individu dalam populasi akan lebih sedikit. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel pemilihan secara acak yakni kelas VII-F

C.    VARIABEL PENELITIAN
1.      Variable bebas (X)
Variabel bebas adalah sejumlah faktor yang menentukan atau mempengaruhi ada atau munculnya variable terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran Inquiri Berorientasi Diskoveri
2.      Variabelterikat (Y)
Variabel terikat adalah sejumlah factor atau gejala yang dipengaruhi dan ditentukan oleh adanya variable bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas kelas VII  UPTD SMP NEGERI 1 Sawahan Tahun Pelajaran 2012/2013

D.    SUMBER DATA
   Sumber data merupakan subyek darimana data-data diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari guru, siswa, dan staf  Tata Usaha UPTD SMP Negeri 1 Sawahan

E.     METODE PENGUMPULAN DATA
    Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data prestasi belajar siswa dan data aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Data prestasi belajar siswa dikumpulkan dengan memberikan tes kemampuan siswa atau hasil ulangan maupun penugasan. Sedangkan data aktivitas belajar siswa dan kegiatan guru dalam proses belajar mengajar dikumpulkan dengan menggunakan lembar observasi


F.     ANALISA DATA
Teknikanalisa data adalah suatu cara untuk mengolah data yang sudah terkumpul dan dapat dijadikan sebagai panutan arah untuk melihat bahwa hipotesis yang telah peneliti rumuskan dapat ditunjukan kebenarannya
1.      Data Aktivitas siswa
Setelah diperoleh data dari lembar observasi siswa maka data aktivitas siswa akan dianalisis dengan cara berikut :
a.       Menentukan skor aktivitas siswa secara klasikal untuk masing-masing deskriptor,
b.      Menentukan skor maksimal ideal (SMi)
Banyaknya indikator
                    = 7
Skor maksimal setiap indikator
    = 3
Skor setiap indikator = rata-rata skor deskriptornya
Jadi skor maksimal ideal (SMi)     = 7 x 3 = 21
Skor minimal seluruh indikator     = 7 x 0 = 0
 
c.       Menentukan kriteria aktivitas siswa

2.      Data Prestasi Belajar Siswa
            Data prestasi belajar siswa dianalisis secara deskriptif yaitu dengan menentukan skor rata-rata hasil tes
            Prestasi belajar siswa dikatakan meningkat apabila terdapat peningkatan secara signifikan nilai rata-rata dari nilai rata-rata sebelumnya. Terjadi atau tidaknya peningkatan secara signifikan nilai rata-rata siswa dapat dianalisis

3.      Indikator Kerja
            Indikator keberhasilan dari setiap siklus penelitian ini adalah pencapaian aktivitas dan prestasi belajar siswa dengan ketentuan sebagai berikut :
1.      Aktivitas belajar siswa dikatakan telah meningkat apabila terjadi peningkatan skor rata-rata dari skor sebelumnya dan minimal berkategori aktif.
2.      Prestasi belajar siswa dikatakan telah meningkat apabila terjadi peningkatan nilai rata-rata secara signifikan dari nilai rata-rata sebelumnya dan rata-rata nilai siswa minimal 65 dengan presentase ketuntasan belajar klasikal 85%.
3.      Pelaksanaan pembelajaran dengan metode inquiri berorintasi diskoveri dikatakan telah optimal apabila 80% indikator aktivitas guru minimal berkategori baik.



 

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. dan J.T. Prasetya. 1997. Strategi Belajar Mengajar (SBM). Bandung: Pustaka Setia.
Depdiknas. 2005. Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Hamalik, O. 2002. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

__________. 2003. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Hasibuan, J.J. 2004. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kasbolah, K. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Malang: Depdikbud.

Mulyasa, E. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mukhtar. 2003. Evaluasi yang Sukses. Jakarta: Sesama Mitra Sukses.

Nurkancana, W. 1983. Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Sagala, S. 2003. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.

Sanjaya, W. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sudjana, D. 1989. Dasar-dasar Pembelajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar